Total Tayangan Halaman

Senin, 09 Mei 2016

Teaching Experiences

"Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat" (Wikipedia)

Di post sebelumnya aku sempet bilang aku ingin menjadi dosen, dulu guru sih tapi yah mama bilang bagusnya dosen aja karena time nya bisa flexible jadi aku nurut mama aja ya karena aku suka ngajar jadi saran mama aku ikutin. Kenapa suka ngajar? Ya karena selain membantu orang lain dan berbagi pengetahuan kita juga pasti dapat ilmu dan pengalaman dari orang yang kita ajar, belajar tiap hari dengan cara yang menyenangkan. Aku pribadi suka sekali berinteraksi dengan orang banyak, kalau jadi pengajar kan pasti ngobrol sama murid hehe.

Waktu kuliah dulu banyak sekali pengetahuan dan pengalaman yang kudapatkan dari bapak ibu dosenku. Sebagian ada yang galak sih, yang bikin takut, yang bikin ogah ngampus, yang bikin…ah pokoknya malesin deh. Tapi aku janji, gak bakal jahat nanti sama mahasiswa kalau dikasi rezeki jadi dosen hehe amin. Apa sih gunanya jutek dan galak sama murid? Bukannya mereka ngerti yang kita ajarkan ke mereka, malahan mereka takut dan maki-maki kita di belakang hiii serem. Aku suka nambah banyak temen, entah tua atau muda. Kan seru kalau banyak teman, banyak rejeki.

Aku pertama kali ngajar tuh tahun 2014 di sebuah sekolah dasar Galesong Selatan, waktu KKN. Ngajarin anak SD seru banget, mereka pada kocak dan gak bikin ngantuk haha. Ya tapi sudah kodratnya anak SD pasti mereka mau main terus, nah aku mengajarkan Bahasa inggris jadi untuk menarik perhatian mereka agar mereka gak bosan yah aku belajar sambil main game biar asik. Alhamdulillah mereka senang dan pengen belajar terus, ingat waktu itu sore-sore mereka dating ke posko minta di ajarin lagi padahal besok kan aku datang ke sekolah mereka. Aduh jadi kangen sama mereka.

   

 
(teaching in SDN. Galesong Selatan)

Kemudian aku jadi tutor di White House. Disini aku mengajar Bahasa Inggris untuk semua umur, namun kebanyakan orang dewasa. Awalnya aku sempat nervous sih, namun berkat teman-teman kantor ku yang udah pada senior bersedia ngajarin aku, aku jadi bisa belajar dengan baik. Sebelumnya aku dipercayakan mengajar anak sekolah, namun kemudian aku dipercayakan mengajar Pasis PIP Makassar (Politeknik Ilmu Pelayaran). Mereka umurnya 2x lipat dari aku wah, aku sempet canggung sih tapi alhamdulillah mereka pada baik-baik semuanya.


 
(ini waktu ngasi tau rules TOEFL test untuk peserta)

Di PIP ini aku mengajar selama 2 bulan, tapi waktu cepat sekali berlalu dan tidak terasa. Kami pun harus berpisah karena kontrak kerja sama kantorku sudah selesai. Sedih sih karena udah akrab sama mereka. Aku dapat pengalaman banyak dari mereka, mereka sudah berlayar ke berbagai negara dan aku sangat senang jika mereka mulai menceritakan pengalaman mereka saat berlayar, lucu dan sangat seru. Sehat terus yah bapak-bapak yang sekarang sudah lulus dan ingin berlayar lagi. Amin.
   

(ini waktu ngajar di PIP)

Kemudian aku juga dipercayakan mengajar karyawan hotel. Waktu itu hotel yang kerja sama dengan kantorku adalah Aston Makassar. Biarpun dikantor aku ngajar tiap hari, tapi kalau keluar kantor ngajar aku masih gak pede sih hehe map bu bos Miyah masih perlu belajar. Sama dengan PIP, Aston ini orangnya baik-baik semua dan older than me. Mereka menganggapku sebagai guru tanpa memperdulikan usiaku, mereka memperlakukanku selayaknya murid ke guru. Mereka gak susah di ajarnya soalnya mereka udah pada pintar dan kocak jadi seru.

 

(Teaching in Aston Hotel Makassar)

Di Aston aku mengajar 3 bulan dan tentunya setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan, aduh paling sedih deh kalau harus berpisah. Semoga ilmu yang aku bagi bisa bermanfaat bagi mereka dan mereka juga bisa sukses kedepannya. Terakhir ku dengar kebanyakan dari mereka pindah kerja di hotel lain dan ada yang membuka usaha sendiri, mereka orang-orang yang luar biasa dan pekerja keras. Aku sedikit banyak terinspirasi dari mereka.
 

(Teaching in Aston Makassar)

Dan yang terakhir sebelum resign aku dipercayakan mengajar para Auditor Bosowa Corporindo. Tentu saja mereka juga luar biasa seperti kelas-kelas sebelumnya. Mereka juga pandai-pandai jadi mengajarkan Bahasa Inggris ke mereka bukan perkara yang besar hehe. Aku mengajar selama 2 bulan. Selama mengajar tentunya aku banyak mendapatkan masukan dan pengetahuan dari mereka, mereka juga usianya beragam ada yang seumuran papaku sampai tua 3 tahun, intinya mereka older lah than me hehe.

 
(Teaching in Bosowa Corporindo)

Aduh sedih sekali aku belum selesai mengajar mereka aku sudah harus resign, belum sempat say bye secara langsung huhu tapi untung sudah pada tukaran contact jadi bisa lebih gampang komunikasinya. Kedepannya aku berharap bisa bertemu lagi dengan mereka dan belajar bersama-sama lagi. Berada di sekitar mereka itu menyenangkan, sudah berasa seperti keluarga soalnya mereka semua baik hati. Sukses yah semuanya J

 

Aku sadar aku masih jauh dari sempurna untuk bisa menjadi pengajar yang baik, tapi aku tidak pernah berhenti berusaha dan berdoa. Semoga yang kucita-citakan bisa ku gapai, aku ingin membuat orang tuaku bangga telah melahirkanku dan aku juga ingin memberikan inspirasi positive kepada anak-anak muda diluar sana. Kalian bisa, kalian hanya harus berusaha karena kesuksesan tidak gampang di raih. Sebenarnya akan lebih gampang jika kalian minta doa restu orang tua atau orang-orang sekitar. Semoga kita semua sukses. Amin.


Minggu, 08 Mei 2016

Intoduction :)


Hallo guys, how’s life? Semoga pada sehat-sehat semua yah supaya bisa meluangkan waktu untuk membaca tulisanku yang agak gak penting dan gak jelas ini hehe. Harus perkenalan dulu ya? Yaudah deh. Oke namaku adalah Tsuabatul Aslamiyah dan biasa di panggil Miyah, kebanyakan guru waktu sekolah dulu agak susah nyebutin namaku :’) jadi don’t bother yourself guys just call me miyah for short. Penderitaan belum berakhir di masa sekolah kalau membahas tentang namaku. Jaman kuliah dulu para dosen kalau habis ngabsen namaku pasti nanya “namanya bagus Islam sekali, tapi kok gak pake jilbab ya? Kemana jilbabnya?” oke bapak ibu dosen pertanyaannya lebih susah dari final exam.




Aku anak pertama dari 3 bersaudara, adik ku yang kedua namanya Muhammad Radhy Al- Ghazy baru aja selesai UN semoga anak badung itu lulus, amin. Dia pengen jadi polisi untung sekali badannya tinggi gak ngikutin kakanya yang pendek ini, hiks. Adikku yang terakhir namanya Diva Aprilian (dia doing yang namanya nggak islam banget hihi), April 30th 2016 kemaren dia baru aja bertambah umurnya menjadi 8 tahun, sehat terus dek biar bisa cantik kayak kakamu ini (dilarang protes :p). Alhamdulillah dia juga tinggi gak kayak aku ni, dan tiap ku tanyain mau jadi apa dia pasti bilang “I want to be a supermodel” iya, dia ngejawab pake English karena aku sering ngajarin dia sedikit-sedikit hehe.





(ini fotoku dan rahdy jaman dulu dan jaman sekarang haha beda bingiiiit)



(ini foto ultah si diva 30 april 2016)

Aku lahir dan besar di Makassar, salah satu kota besar Indonesia. Mamaku berasal dari Majene, bagi kalian yang belum tau Majene itu adalah kota yang terletak di Sulawesi Barat dan jika ingin kesana perjalanannya 8 jam kalau pake bus dari makassar (cape’ deh) belum ada bandara jadi harus lewat darat dan setiap Ramadhan kami pasti kesana untuk lebaran bersama keluarga. Aku gak pernah lebaran di Makassar sih, soalnya lebih seru di Majene. Papaku berasal dari Makassar, kebanyakan keluarganya disini tapi aku lebih dekat sama keluarga mama hehe. Sehat terus yah mama papa, anak mu ini tak henti-hentinya berusaha untuk menjadi anak yang sukses dan dapat membanggakanmu. Amin.


(my dearest mom and dad)


28 maret 2015 merupakan tanggal penting bagiku, kenapa? Karena akhirnya aku telah menyelesaikan kuliahku (yudisium) dalam waktu 3 tahun lima bulan (alhamdulillah) meskipun harus nunggu sampe agustus untuk wisuda karena telat mendaftar :’). Aku yudisiumnya sama kakak-kakak senior karena aku satu-satunya angkatan 2011 yang cepat selesai. Tapi aku Sempat agak sedih banget sih karena harus nunggu beberapa bulan untuk wisuda, tapi kata mama yang penting kamu udah lulus dan dapet gelar nak, wisuda kan Cuma formalitas aja. Akhirnya bisa ikhlas dan menerima sampai akhirnya dapet panggilan kerja seminggu setelah yudisium. The power of ikhlas is very strong guys, jadi kalo kamu dapet musibah atau ada masalah coba lah ikhlas dan terus berdoa :)


(yudisium 28 maret 2015 dengan kakak-kakak senior)




(wisuda 5 agustus 2015)


Oh iya, aku lulusan sastra inggris angkatan 2011. Aku sebenarnya gak terlalu suka sih sama sastra cuman suka aja berbahasa inggris, jadi mentingin inggrisnya daripada sastranya haha. Aku sebenarnya dari dulu pengen jadi guru Bahasa inggris, lah kenapa gak ngambil jurusan pendidikan Bahasa inggris aja? Well yah aku dulunya gak tau kalo mau jadi guru harus ngambil pendidikan dulu, taunya semua lulusan Universitas Negeri Makassar (UNM) bakal jadi guru, apapun jurusannya. Dan ternyata aku salah. tapi gapapa deh salah jurusan soalnya aku ketemu teman-teman kocak dan baik hati so everything's happen for a reason. Jadi ntar lanjutin s2 terus mendaftar jadi dosen kan even better? Hehe amin.

(this is my classmates, belum lengkap sih disini)


Alhamdulillah aku gak harus lama nganggur setelah lulus. Aku diterima menjadi tentor Bahasa inggris di salah satu institusi Bahasa inggris di makassar, namanya White House English Course. Di tempat itu aku berkenalan dengan banyak orang-orang baik dan mendapat banyak pengalaman. Tempatnya menyenangkan dan kita semua sudah seperti keluarga jadi gak berasa kerja gitu deh. Namun pada bulan maret 2016 aku memutuskan untuk resign karena waktu itu aku mengambil kursus IELTS dan waktunya agak susah diatur jadi aku harus memilih. Hiks.

(ini temen-temen White House, masih banyak sih tapi yang ini yang lumayan lengkap)


Kursus ku berlangsung selama 2 bulan. Sekarang bulan mei, kursusnya besok udah selesai. Nah selesai kursus aku mau ngapain yah? Nikah aja kali yah? Haha boro-boro nikah, pacar aja gapunya.. eh kok malah curhat. Yaudah sampe sini dulu yah perkenalannya, nanti aku bakal membahas tentang rencanaku kedepannya. Terima kasih udah mau membuang-buang waktu membaca tulisan ini hihi. Semoga kalian sehat terus dan sukses. Amin.

Sabtu, 07 Mei 2011

Pengaruh Pemanasan Global Pada Kehidupan di Dunia.


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
          Banyak sekali orang-orang yang melakukan hal yang menyebabkan global warming, entah mereka tidak tahu atau mereka tahu tetapi dibiarkan saja. Karena itu penulis membuat karya tulis ini dengan tujuan mengingatkan bahaya pemanasan global yang boleh dibilang tidak lama lagi akan mencapai puncaknya. Menurut penulis, pemanasan global sudah cukup parah untuk saat ini, dan akan memperparah jika tidak ada usaha untuk diperlambat. Sedangkan kenyataannya kita sekarang malah memperparah keaadaan dengan cara seperti menambah jumlah emisi gas kendaraan bermotor yang mengeluarkan banyak CO2, menggunakan hairspray yang mengandung aerosol dan sebagainya. Harapan penulis, pemanasan global bisa di cegah semaksimal mungkin dengan cara, salah satunya mungkin kita semua bisa mengurangi pemakaian kendaraan bermotor dan lebih memilih memakai sepeda, karena selain berolahraga, menggunakan sepeda juga tidak menyebabkan pemanasan global.
          Tetapi pada kenyataannya, hal seperti itu sangat sulit untuk diwujudkan. Mengingat keegoisan kita sendiri yang mementingkan kepentingan pribadinya masing-masing, misalnya tidak mau berkeringat saat sampai di sekolah, atau bisa kepanasan saat dijalan, malah ada juga yang mungkin berpikiran nanti tatanan rambutnya rusak jika naik sepeda.  Oleh karena itu kami membuat karya ilmiah berjudul Pengaruh Pemanasan Global Pada Kehidupan di Dunia. Agar kita bisa berpikir dalam-dalam dan berusaha se-maksimal mungkin untuk memperlambat pemanasan global, dengan cara yang tidak terlalu rumit, tetapi berarti untuk bumi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka timbul masalah :
1.       Apakah pengertian pemanasan global ?
2.       Apakah penyebab utama pemanasan global ?
3.       Apa saja dampak dari pemanasan global ?
4.       Bagaimana cara mengukur pemanasan global ?
5.       Bagaimana cara mengendalikan pemanasan global ?

C.Tujuan Masalah
          Agar kita dapat mengetahui bahaya dan pengaruh akibat terjadinya pemanasan global, dan kita sebagai manusia yang masih membutuhkan bumi ini dapat berpikir keras cara memperlambat pemanasan global dan mengatasi kerusakan parah akibat pemanasan global.


D.Manfaat Penelitian
A.   Bagi Masyarakat :
1.     Membuat masyarakat lebih waspada terhadap pemanasan global.
2.     Agar masyarakat lebih peduli terhadap bumi dan menjaganya.

B.   Bagi Pembaca / Perefisi :
1.     Menambah wawasan tentang pemanasan global.
2.     Melatih untuk merefisi suatu karya tulis.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Pengertian Pemanasan Global
Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel On Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, “sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia” melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi , masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menujukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 C ( 2.0 hingga 11.5 F ) antara tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan itu dikarenakan oleh penggunaan skenario – skenario berbeda mengenai emisi – emisi gas rumah kaca di masa mendatang, serta model sensivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode 2100, pemanasan dan kenaikan permukaan air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun  walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan – perubahan lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat – akibat lain dari pemanasan global adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya glister, dan punahnya berbagai jenis hewan. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi protokol kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.

B. Hubungan Pemanasan Global dengan Efek Rumah Kaca
Energi yang menerangi Bumi sebagian besar datang dari Matahari berupa radiasi gelombang pendek, termasuk di dalamnya cahaya tampak. Ketika energi ini menyentuh permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas lalu menghangatkan Bumi. Permukaan bumi akan memantulkan kembali sebagian dari panas ini sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar; walaupun sebagian tetap terperangkap di atmosfer bumi. Gas-gas tertentu di atmosfer termasuk uap air, karbon dioksida dan metana menjadi perangkap radiasi ini.
Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Gas-gas tersebut berfungsi sebagai-mana kaca dalam rumah kaca sehingga gas-gas ini dikenal sebagai gas rumah kaca.
Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Ironisnya adalah bahwa semua kehidupan di bumi tergantung pada efek rumah kaca ini, karena tanpanya, planet ini akan sangat dingin sehingga es akan menutupi seluruh permukaan bumi. Akan tetapi, bila gas-gas ini semakin berlebih di atmosfer, akibatnya adalah pemanasan bumi yang terus berlanjut.
Penelitian yang telah dilakukan para ahli selama beberapa dekade terakhir ini menunjukkan bahwa ternyata makin panasnya planet bumi terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktifitas manusia. Khusus untuk mengawasi sebab dan dampak yang dihasilkan oleh pemanasan global, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) membentuk sebuah kelompok peneliti yang disebut dengan International Panel on Climate Change (IPCC). Setiap beberapa tahun sekali, ribuan ahli dan peneliti-peneliti terbaik dunia yang tergabung dalam IPCC mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan penemuan-penemuan terbaru yang berhubungan dengan pemanasan global, dan membuat kesimpulan dari laporan dan penemuan- penemuan baru yang berhasil dikumpulkan, kemudian membuat persetujuan untuk solusi dari masalah tersebut. Kebanyakan dari gas rumah kaca ini dihasilkan oleh peternakan, pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor, pabrik-pabrik modern, peternakan, serta pembangkit tenaga listrik.

Kontributor terbesar pemanasan global saat ini adalah Karbon Dioksida (CO2), metana (CH4) yang dihasilkan agrikultur dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga makin memperparah keadaan ini karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang tersimpan di dalam jaringannya ke atmosfer. Setiap gas rumah kaca memiliki efek pemanasan global yang berbeda-beda. Beberapa gas menghasilkan efek pemanasan lebih parah dari CO2. Gas-gas lain seperti chlorofluorocarbons (CFC) ada yang menghasilkan efek pemanasan hingga ribuan kali dari CO2. Tetapi untungnya pemakaian CFC telah dilarang di banyak negara karena CFC telah lama dituding sebagai penyebab rusaknya lapisan ozon.
Dalam laporan PBB (FAO) yang berjudul Livestock's Long Shadow: Enviromental Issues and Options (Dirilis bulan November 2006), PBB mencatat bahwa industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah kaca yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah kaca seluruh transportasi di seluruh dunia (13%). Sedangkan laporan yang baru saja dirilis World Watch Institut menyatakan bahwa peternakan bertanggung jawab atas sedikitnya 51 persen dari pemanasan global. Meskipun demikian, para peneliti itu memberitahu bahwa perkiraan mereka adalah minimal, dan karena itu total emisi 51 persen masih konservatif.







KERANGKA PIKIR
PEMANASAN GLOBAL
Metana (CH4)
Kontributor Terbesar Pemanasan Global
Nitrogen Oksida (NO)
Karbon Dioksida (CO2)
Chloro Fluoro
Carbons (CFC)
Pertanian
Tipisnya Lapisan Ozon
Kesehatan Manusia
Greenhouse Effect


Cuaca
Hewan dan Tumbuhan
Tinggi Permukaan Laut
 






 

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Materi Penelitian
          Materi penelitian adalah pemanasan global yang terjadi di dunia ini. Di mana akan dijelaskan mulai dari gejala – gejala, penyebab utama, dampak, sampai pengendalian dari pemanasan global yang telah merusak kehidupan di bumi. 

B. Metode Penelitian
          Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Yaitu dengan cara observasi dan memberikan fakta secara aktual dan konstektual. Data yang diperoleh hanya berlaku bagi tempat, waktu, dan kondisi penelitian.
     
C.Metode Pengambilan Sampel
Data diambil dari berbagai sumber seperti dari internet dan beberapa presepsi dari para ahli.





D.Cara Pengumpulan Data
          Penulis memperoleh data sebagai bahan dalam penulisan Karya Ilmiyah ini, penulis melakukan kajian pustaka dan melakukan browsing internet.


E. Ruang Lingkup
          Pada karya tulis ini, penulis mengambil ruang lingkup pada kejadian pemanasan global yang telah terjadi di dunia ini dalam kehidupan sehari – hari.



BAB IV
PEMBAHASAN
A.10 Gejala Pemanasan Global
·       Lapisan Es yang Kian Menipis
Ada yang bilang pemanasan global itu hanya khayalan parapecinta lingkungan. Ada yang bilang itu sudah takdir. Ilmuwan juga masih pro dan kontra soal itu. Yang pasti, fenomena alam itu bisa dirasakan dalam 10 kejadian berikut ini. Dan yang pasti ini bukan imajinasi belaka, sebab kita sudah mengalaminya.

  • Kebakaran hutan besar-besaran
Bukan hanya di Indonesia, sejumlah hutan di Amerika Serikat juga ikut terbakar ludes. Dalam beberapa dekade ini, kebakaran hutan meluluhlantakan lebih banyak area dalam tempo yang lebih lama juga. Ilmuwan mengaitkan kebakaran yang merajalela ini dengan temperatur yang kian panas dan salju yang meleleh lebih cepat. Musim semi datang lebih awal sehingga salju meleleh lebih awal juga. Area hutan lebih kering dari biasanya dan lebih mudah terbakar.


  • Situs purbakala cepat rusak
Akibat alam yang tak bersahabat, sejumlah kuil, situs bersejarah, candi dan artefak lain lebih cepat rusak dibandingkan beberapa waktu silam. banjir, suhu yang ekstrim dan pasang laut menyebabkan itu semua. Situs bersejarah berusia 600 tahun di Thailand, Sukhotai, sudah rusak akibat banjir besar belum lama ini.

  • Ketinggian gunung berkurang
Tanpa disadari banyak orang, pegunungan Alpen mengalami penyusutan ketinggian. Ini diakibatkan melelehnya es di puncaknya. Selama ratusan tahun, bobot lapisan es telah mendorong permukaan bumi akibat tekanannya. Saat lapisan es meleleh, bobot ini terangkat dan permukaan perlahan terangkat kembali.

  • Satelit bergerak lebih cepat
Emisi karbon dioksida membuat planet lebih cepat panas, bahkan berimbas ke ruang angkasa. Udara di bagian terluat atmosfer sangat tipis, tapi dengan jumah karbondioksida yang bertambah, maka molekul di atmosfer bagian atas menyatu lebih lambat dan cenderung memancarkan energi, dan mendinginkan udara sekitarnya. Makin banyak karbondioksida di atas sana, maka atmosfer menciptakan lebih banyak dorongan, dan satelit bergerak lebih cepat.


  • Hanya yang Terkuat yang Bertahan
Akibat musim yang kian tak menentu, maka hanya mahluk hidup yang kuatlah yang bisa bertahan hidup. Misalnya, tanaman berbunga lebih cepat tahun ini, maka migrasi sejumlah hewan lebih cepat terjadi. Mereka yang bergerak lambat akan kehilangan makanan, sementar mereka yang lebih tangkas, bisa bertahan hidup. Hal serupa berlaku bagi semua mahluk hidup termasuk manusia.

  • Pelelehan Besar-besaran
Bukan hanya temperatur planet yang memicu pelelehan gununges, tapi juga semua lapisan tanah yang selama ini membeku. Pelelehan ini memicu dasar tanah mengkerut tak menentu sehingga menimbulkan lubang-lubang dan merusak struktur seperti jalur kereta api, jalan raya, dan rumah-rumah. Imbas dari ketidakstabilan ini pada dataran tinggi seperti pegunungan bahkan bisa menyebabkan keruntuhan batuan.

  • Keganjilan di Daerah Kutub
Hilangnya 125 danau di Kutub Utara beberapa dekade silam memunculkan ide bahwa pemanasan global terjadi lebih “heboh” di daerah kutub.Riset di sekitar sumber airyang hilang tersebut memperlihatkan kemungkinan mencairnya bagian beku dasar bumi.


  • Mekarnya Tumbuhan di Kutub Utara
Saat pelelehan Kutub Utara memicu problem pada tanaman danhewan di dataran yang lebih rendah, tercipta pula situasi yang sama dengan saatmatahari terbenam pada biota Kutub Utara. Tanaman di situ yang dulu terperangkap dalam es kini tidak lagi dan mulai tumbuh. Ilmuwan menemukan terjadinya peningkatan pembentukan fotosintesis di sejumlah tanah sekitar dibanding dengan tanah di era purba.

  • Habitat Makhluk Hidup Pindah ke Dataran Lebih Tinggi
Sejak awal dekade 1900-an, manusia harus mendaki lebihtinggi demi menemukan tupai, berang-berang atau tikus hutan. Ilmuwan menemukan bahwa hewan-hewan ini telah pindah ke dataran lebih tinggi akibat pemanasan global. Perpindahan habitat ini mengancam habitat beruang kutub juga, sebab es tempat dimana mereka tinggal juga mencair.

  • Peningkatan Kasus Alergi
Sering mengalami serangan bersin-bersin dan gatal di matasaat musim semi, maka salahkanlah pemanasan global. Beberapa dekade terakhir kasus alergi dan asma di kalangan orang Amerika alami peningkatan. Pola hidupdan polusi dianggap pemicunya. Studi para ilmuwan memperlihatkan bahwa tingginya level karbondioksida dan temperatur belakangan inilah pemicunya. Kondisi tersebut juga membuat tanaman mekar lebih awal dan memproduksi lebih banyak serbuk sari.

B. Penyebab Utama Pemanasan Global
B. 1  Efek Rumah Kaca
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbondioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini.
Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi ini di atmosfir, semakin banyak panas yang terperangkap dibawahnya.       
Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dengan efek rumah kaca (tanpanya suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi). Akan tetapi sebaliknya, akibat jumlah gas-gas tersebut telah berlebih di atmosfer, pemanasan global menjadi akibatnya.

B. 2  Efek Umpan Balik
          Efek-efek dari agen penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara hingga tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air.

B. 3  Radiasi Matahari
Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer.
Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an ). Fenomena radiasi matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra – industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.
Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuan dari Duke University mengestimasikan bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan temperatur rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Stott dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat estimasi berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh matahari mereka juga mengemukakan bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang remeh.
Walaupun demikian, mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan meningkatkan sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.

C. Dampak Pemanasan Global
          Para ilmuan menggunakan model komputer dari temperatur, pola presipitasi, dan sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.

C. 1 Cuaca
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair.
Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah
kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer, badai akan menjadi lebih sering.
Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.

C. 2 Tinggi Muka Laut
          Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan yang stabil secara geologi. Saat atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan air laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama daerah sekitar Grennland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 – 10 inchi) selama abad ke – 20, dan para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 - 88 cm ( 4 – 35 inchi ) pada abad ke-21.
          Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi pantainya. Sedangkan Negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai. Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari Florida Everglades.

C. 3 Pertanian
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam.
Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.

C. 4 Hewan dan Tumbuhan
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat.
Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.

C. 5 Kesehatan Manusia
Di dunia yang hangat, para ilmuan memprediksi bahwa lebih banyak orang yang terkena penyakit atau meninggal karena stress panas. Wabah penyakit yang biasa ditemukan di daerah tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk dan hewan pembawa penyakit lainnya, akan semakin meluas karena mereka dapat berpindah ke daerah yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka. Saat ini, 45 persen penduduk dunia tinggal di daerah di mana mereka dapat tergigit oleh nyamuk pembawa parasit malaria persentase itu akan meningkat menjadi 60 persen jika temperature meningkat.
Penyakit-penyakit tropis lainnya juga dapat menyebar seperti malaria, seperti demam dengue, demam kuning, dan encephalitis. Para ilmuan juga memprediksi meningkatnya insiden alergi dan penyakit pernafasan karena udara yang lebih hangat akan memperbanyak polutan, spora mold dan serbuk sari.

C. 6  Aktivitas Sosial Ekonomi Masyarakat
a)              Gangguan terhadap fungsi kawasan pesisir pantai.
b)              Gangguan terhadap fungsi prasarana dan sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara.
c)               Gangguan terhadap pemukiman penduduk.
d)              Pengurangan produktivitas dan lahan pertanian.
e)              Peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit, dsb.

C. 7 Dampak – dampak Lainnya
·            Musnahnya berbagai jenis keanekaragaman hayati.
·            Meningkatnya jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun    karena kekeringan yang berkepanjangan.
·             Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkan  banjir yang luas. Pada tahun 2100 diperkirakan air laut naik hingga 15 – 95 cm.
·            Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya kerusakan terumbu karang diseluruh dunia.
·            Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan.
·            Menyebarnya penyakit tropis, seperti malaria ke daerah – daerah baru karena bertambahnya populasi serangga (nyamuk).
·            Daerah – daerah tertentu menjadi sesak karena terjadi arus pengungsian.

D. Pengendalian Pemanasan Global
Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 persen per-tahun. Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang diskusikan saat ini tidak ada yang dapat mencegah pemanasan global di masa depan. Tantangan yang ada selama ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil melakukan langkah - langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim di masa depan. Kerusakan yang parah dapat diatasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara lainnya, pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi.
Beberapa daerah seperti Amerika Serikat dapat menyelamatkan tumbuhan dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan tanah yang belum dibangun dari selatan  ke utara. Spesies – spesies dapat secara perlahan – lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk berpindah ke habitat yang lebih dingin.

D. 1 Menghilangkan Karbon             
Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbondioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya rumah kaca.
Gas karbondioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan (lihat Enhanced Oil Recovery). Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu anjungan anjungan pengeboran lepas pantai Norwegia, di mana karbondioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke permukaan.
          Salah satu sumber penyumbang karbondioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil. Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai sumber energi. Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak langsung telah mengurangi jumlah karbondioksida yang dilepas ke udara, karena gas melepaskan karbondioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak apalagi bila dibandingkan dengan batubara. Walaupun demikian, penggunaan energi terbaharui dan energi nuklir lebih mengurangi pelepasan karbondioksida ke udara. Energi nuklir, walaupun kontroversial karena keselamatan dan limbahnya yang berbahaya bahkan tidak melepas karbondioksida sama sekali.
D. 2 Persetujuan Internasional
Kerjasama internasional diperlukan untuk mensukseskan pengurangan gas-gas rumah kaca. Di tahun 1992, pada Earth Summit di Rio de Janeiro, Brazil, 150 negara berikrar untuk menghadapi masalah gas rumah kaca dan setuju untuk menterjemahkan maksud ini dalam suatu perjanjian yang mengikat. Pada tahun 1997 di Jepang, 160 negara merumuskan persetujuan yang lebih kuat yang dikenal dengan Protocol Kyoto.  Perjanjian ini, yang belum diimplementasikan, menyerukan kepada 38 negara-negara industri yang memegang persentase paling besar dalam melepaskan gas-gas rumah kaca untuk memotong emisi mereka ke tingkat 5 persen di bawah emisi tahun 1990.
Pengurangan ini harus dapat dicapai paling lambat tahun 2012. Pada mulanya, Amerika Serikat mengajukan diri untuk melakukan pemotongan yang lebih ambisius, menjanjikan pengurangan emisi hingga 7 persen di bawah tingkat 1990; Uni Eropa, yang menginginkan perjanjian yang lebih keras, berkomitmen 8 persen; dan Jepang 6 persen. Sisa 122 negara lainnya, sebagian besar negara berkembang, tidak diminta untuk berkomitmen dalam pengurangan emisi gas.


E. Mengukur Pemanasan Global
Pada awal 1896, para ilmuan beranggapan bahwa membakar bahan bakar fosil akan mengubah komposisi atmosfer dan dapat meningkatkan temperatur rata-rata global. Hipotesis ini dikonfirmasi tahun 1957 ketika para peneliti yang bekerja pada program penelitian global yaitu International Geophysical Year, mengambil sampel atmosfer dari puncak gunung Mauna Loa di Hawai. Hasil pengukurannya menunjukkan terjadi peningkatan konsentrasi karbondioksida di atmosfer. Setelah itu, kompisisi dari atmosfer terus diukur dengan cermat. Para ilmuan juga telah lama menduga bahwa iklim global semakin menghangat, tetapi mereka tidak mampu memberikan bukti-bukti yang tepat. Temperatur terus bervariasi dari waktu ke waktu dan dari lokasi yang satu ke lokasi lainnya.
Perlu bertahun-tahun pengamatan iklim untuk memperoleh data-data yang menunjukkan suatu kecenderungan (trend) yang jelas. Catatan pada akhir 1980-an agak memperlihatkan kecenderungan penghangatan ini, akan tetapi data statistik ini hanya sedikit dan tidak dapat dipercaya. Stasiun cuaca pada awalnya, terletak dekat dengan daerah perkotaan sehingga pengukuran temperatur akan dipengaruhi oleh panas yang dipancarkan oleh bangunan dan kendaraan dan juga panas yang disimpan oleh material bangunan dan jalan. Sejak 1957, data-data diperoleh dari stasiun cuaca yang terpercaya (terletak jauh dari perkotaan), serta dari satelit. Data-data ini memberikan pengukuran yang lebih akurat, terutama pada 70 persen permukaan planet yang tertutup lautan. Data-data yang lebih akurat ini menunjukkan bahwa kecenderungan menghangatnya permukaan Bumi benar-benar terjadi.
         

Jika dilihat dari abad ke – 20 tercatat bahwa sepuluh tahun terhangat selama seratus tahun terjadi setelah tahun 1980, dengan 1998 menjadi yang paling panas. Dalam laporan yang dikeluarkannya tahun 2001, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa temperatur udara global telah meningkat 0,6 derajat Celsius (1 derajat Fahrenheit) sejak 1861. Panel setuju bahwa pemanasan tersebut terutama disebabkan oleh aktifitas manusia yang menambah gas-gas rumah kaca ke atmosfer. IPCC memprediksi peningkatan temperatur rata – rata global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 oC (2.0 hingga 11.5 oF) antara tahun 1990 sampai 2100. Akibatnya, akan terjadi perubahan iklim secara dramatis. Walaupun sebenarnya peristiwa perubahan iklim ini telah terjadi beberapa kali sepanjang sejarah Bumi, manusia akan menghadapi masalah ini dengan resiko populasi yang sangat besar.


BAB V
PENUTUP
A.        Kesimpulan
Sebenarnya pemanasan global itu sudah terjadi sejak tahun 1861, tetapi belum parah seperti sekarang. Itu menunjukan ada nya peningkatan suhu dari tahun ke tahun, sehingga ada kemungkinan besar pemanasan global ini akan semakin parah di masa depan.

B.        Saran
Seperti yang kita ketahui, sampai saat ini tidak ada yang bisa mencegah pemanasan global, tetapi kita sebagai generasi muda harus berusaha untuk mengurangi jalannya pemanasan global. Dengan hal yang sangat kecil saja, seperti selalu menggunakan kertas di kedua sisinya, matikan keran saat menggosok gigi, menggunakan kembali amplop bekas, gunakan baterai isi ulang, dll.





DAFTAR PUSTAKA
http://www.blogger.com
Sulaiman Herlina. 2010. Penunutun penyusunan KTI Remaja. Makassar


LAMPIRAN
Hasil Persentasi
Beberapa pertanyaan – pertanyaan yang telah di ajukan oleh teman – teman saat persentasi :
1.       Fahar           : Apa kontributor terbesar pemanasan global ?
2.       Winarti          : Apa yang dilakukan pemerintah saat petama kali                                  mengetahui terjadinya pemanasan global ?
3.       Fery             : Apa kepanjangan dari LAPAN ?

Jawaban kami :
1.     Fahar           : Efek rumah kaca
2.     Winarti          : Pemerintah berdiskusi oleh para ahli untuk                                          mengetahhui apa penyebab dan bagaimana cara                                 mengatasi pemanasan global.
3.     Fery             : Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional


Keterangan :
Hitam : Karya asli dari penulis
Merah : Hasil karya perefisi

                                                
BIODATA PEREFISI
NAMA                 : Eralisa Niigata Wuarlela
KELAS                : XII IPA 1
NISN / STB          : 086183
ALAMAT              : Jl. Aspol Antang Blok F/2 Makassar
TTL                    : Pare - Pare, 2I Desember 1992
HOBY                 : Dengar Musik dan Bernyanyi
CITA – CITA                 : Pengusaha
KESAN – KESAN : Awalnya sangat menguras otak dan menyita waktu. Tetapi melihat hasilnya sangat menyenangkan, namun merefisi karya tulis ini  tak semudah yang ku bayangkan.


BIODATA PEREFISI
NAMA                 : Tsuaibatul Aslamiyah
KELAS                : XII IPA 1
NISN / STB                  : 086406
ALAMAT              : Jl. Insfeksi Pam Lr. 7 Antang Makassar
TTL                    : Makassar, 6 Januari 1994
HOBY                 : Dengar Musik dan Online
CITA – CITA                 : Dosen Bahasa Inggris
KESAN – KESAN : Proses merefisinya lumayan sulit, cukup menguras tenaga dan waktu, tapi akhirnya semua bisa terselesaikan dengan baik juga.